Merekam “Kejujuran” Human Interest Photography di Surakarta

human interaction photography

Human interest photography adalah seni menangkap emosi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Hasil fotonya menggambarkan spontanitas, kejujuran, dan kedekatan audiens dengan objek dalam foto. Di balik setiap jepretan, ada cerita kecil yang ingin dibagikan, entah itu senyum tukang becak di pagi hari atau kerutan di wajah pedagang pasar yang telah puluhan tahun selalu berjualan di tempat yang sama.

Kota Surakarta atau Solo, begitu kita mengenalnya menyimpan banyak ruang dan waktu yang kaya akan narasi manusia. Kota ini bukan hanya terkenal karena budaya Jawa yang kental, tapi juga karena detil kehidupan warganya yang sangat ‘fotogenik’ dalam kejujuran dan kesederhanaannya. 

Karena itu, kota ini sangat menarik untuk dieksplorasi untuk menjadi narasi visual. Untuk menangkap fragmen dialog visual dengan utuh, kamu butuh lensa dan kamera yang bisa diandalkan terutama jika kamu sedang menjelajah pasar, jalanan kecil, atau sudut kota yang tak terduga.

Yuk baca artikel ini untuk rekomendasi kamera dan lensa terbaik andalan, serta tips dan inspirasi untuk memaksimalkan hasil foto kamu!

Mengenal Genre Human Interest Photography

Human interest photography adalah genre yang berfokus pada manusia dan kisah di balik wajah, gestur, atau aktivitasnya. Bukan sekadar mengambil gambar orang, tetapi menyelami emosi, latar budaya, dan momen-momen kecil yang saat menjadi foto, bisa mengomunikasikan pesan.

Dalam genre ini, karakteristik utamanya terletak pada aura raw (jujur) yang merepresentasikan tidak ada settingan dari subjek dalam foto, tidak ada manipulasi suasana, semua aspeknya pure koneksi yang tulus antara fotografer dan subjek. 

Karya foto human interest yang impactful biasanya membangkitkan empati, memperlihatkan perjuangan atau harapan, dan menghadirkan pengalaman yang “akrab” meski berasal dari kehidupan orang asing yang tidak dikenali oleh audiens (penikmat karya).

Inspirasi Lokasi Foto yang Layak Dieksplorasi di Surakarta

Nah, karena subjek dalam genre ini sangat berkaitan erat dengan dinamika keseharian yang penuh kejujuran, berikut adalah beberapa spot lokasi di Solo yang bisa kamu kunjungi.

  1. Pasar Gede Hardjonagoro

Pasar Gede adalah gambaran harmoni dalam dinamika sebuah kota. Di sini direpresentasikan umat Hindu, Kristen, dan Muslim hidup berdampingan keselarasan. Di sekitar pasar, kamu bisa menemukan pura, gereja, dan masjid yang berdiri saling berdekatan. Secara visual, pasar ini menawarkan banyak elemen menarik untuk human interest photography

Mulai dari ekspresi para pedagang yang sigap menawar, lanskap arsitektur kolonial yang masih dipertahankan, hingga interaksi antar umat yang terjadi secara alami. Untuk teknis, cobalah membawa lensa 35mm atau 50mm untuk menangkap ekspresi dan gestur dari jarak aman. 

  1. Kawasan Puro Mangkunegaran

Kalau kamu ingin menangkap human interest dengan nuansa lebih formal, kawasan Puro Mangkunegaran adalah tempatnya. Seringkali diadakan latihan tari atau kegiatan budaya lain di area ini, memberi peluang untuk memotret ekspresi konsentrasi, semangat belajar, atau keindahan gerak manusia dalam balutan warisan adat.

Sebelum ke Puro Mangkunegaran, pastikan kamu membeli tiket tur resmi yang disediakan oleh pengelola yang biasanya tersedia setiap hari. Pemandu akan membawamu berkeliling sembari menjelaskan makna tiap sudut arsitektur. Salah satu tantangan di sini adalah pencahayaan yang sering berubah tergantung lokasi kegiatan di bawah joglo, di taman terbuka, atau di aula tertutup. 

Maka dari itu, kamera dengan performa ISO tinggi dan lensa dengan bukaan besar akan sangat berguna. Perhatikan pula cara kamu membingkai subjek agar tetap menghormati ruang dan budaya yang sedang kamu dokumentasikan.

  1. Kampung Batik Laweyan

Kampung Batik Laweyan tidak hanya cantik dari sisi visual, tapi juga kaya dari sisi nilai budaya. Banyak rumah tua yang masih mempertahankan keaslian arsitekturnya, dihuni oleh keluarga yang mewarisi usaha batik secara turun-temurun. Di sinilah kamu bisa memotret relasi manusia dengan tradisi, bagaimana tangan-tangan para pengrajin bekerja dengan sabar, atau bagaimana generasi muda mulai belajar membatik dari orang tuanya.

Cobalah eksplorasi lebih dalam ke bengkel batik rumahan. Dengan pendekatan yang sopan dan rasa hormat, kamu bisa mendapatkan momen-momen hangat seperti tawa anak kecil yang mencelup kain dan ekspresi khusyuk seorang ibu saat mencanting malam. Lensa fix seperti 50mm atau 85mm akan sangat membantu menangkap detail dan emosi yang lebih dalam.

Rekomendasi Kamera dan Lensa untuk Foto Human Interest

  1. Kamera Fujifilm X-T30 II dan Lensa Fujinon XF 35mm f/2 R WR

Kamera Fujifilm ini compact dan dilengkapi sensor APS-C X-Trans-nya memberikan warna yang alami dan kaya. Dengan spesifikasi ini, kamera ini cocok untuk menangkap kehangatan suasana pasar atau kehidupan sehari-hari di kota budaya seperti Surakarta. 

Saat dipadukan dengan lensa Fujinon XF 35mm f/2 R WR (ekuivalen 50mm di full-frame), kamu mendapatkan setup yang ringan, cepat, dan presisi. Lensa Fujinon ini juga punya fitur weather-resistant dan auto-focus yang cepat, cocok untuk situasi candid yang dinamis. 

Dengan konversi warna film simulation khas Fuji seperti Classic Chrome atau Acros, kamu bisa langsung mendapatkan tone yang sinematik tanpa banyak post-processing, sehingga cocok sekali untuk narasi visual yang organik dan jujur.

  1. Kamera Nikon D750 dan Lensa Nikon AF-S 85mm f/1.8G

Untuk kamu yang menginginkan jepretan detail emosi dari jarak yang agak jauh, kombinasi Nikon D750 dan lensa AF-S 85mm f/1.8G adalah duo gear yang layak dipertimbangkan. Nikon D750 dikenal dengan dynamic range-nya yang luas dan kemampuan menangani shadow detail. Sehingga, kamera ini sangat berguna untuk kondisi pencahayaan yang cepat berubah seperti dalam pendopo Mangkunegaran atau gang-gang kecil Kampung Batik Laweyan.

Dari segi lensa, spesifikasi 85mm memungkinkan kamu mengambil potret yang sangat personal tanpa mengganggu ruang nyaman subjek. Bukaan f/1.8 menciptakan bokeh yang creamy dan memisahkan subjek dari background dengan elegan. 

Menariknya Lensa Nikon bekas ini sudah terbilang mudah ditemui di pasar jual beli lensa bekas dalam kondisi yang masih prima.

Selamat Memperluas Karier Sebagai Kontributor Shutterstock!

Itu dia insights lengkap bagaimana kamu bisa mulai dan mengembangkan eksplorasi genre human interest photography di Surakarta. Mulai dari memahami karakteristik genre, rekomendasi lokasi yang “dipenuhi” aspek dinamika sosial, sampai rekomendasi perpaduan kamera dan lensa yang tepat untuk menangkap momen yang jujur.Kalau kamu merasa sudah waktunya untuk upgradegear dan ingin mencari lensa bekas berkualitas dengan banyak pilihan, cobalah kunjungi Joel Camera. Toko ini menyediakan berbagai pilihan lensa second yang siap mendukung perjalananmu mengabadikan narasi visual yang penuh aspek kemanusiawian. Selamat mengeksplorasi kisah dari berbagai sudut Kota Surakarta!